Minggu, 02 Mei 2010

Ketika Sang Pentolan Menjadi Ketua OSIS

“beneran, guys! Si Aldo jadi kandidatnya! Gue ga tau siapa yang nyalonin ga mungkin Yoza secara dia punya otak yang lumayan cemerlang jadi ga mungkin asal milih orang?!” terang Akhyar kepada yang lainnya.
“selain Aldo kandidatnya siapa aja?” todong Azka beserta yang lainnya.
“nih, ada Rere, Susan, Nugra, Jasmine, Ade, sama Juan!”
“hah??? Juan???” tanya yang lain seperti kurang percaya.
“Juan si Juanno Senja Matahari?!?!” tanya Azka sekali lagi ga percaya.
“yaiyalah, mbah! Satu-satunya yang namanya Juan kan Cuma Juanno Senja Matahari itu! Eh, tapi ini suatu kebanggaan tersendiri lho buat anak IPS karena Juan adalah satu-satunya kandidat dari kelas IPS!” cerita Akhyar.
“coba, Rere Susan Nugra kan anak IPA. Terus Jasmine sama Ade anak SBI. Nah, yang anak IPS berarti Cuma si Juan!” lanjut Akhyar.
Mendadak Juan jadi eksis karena dia adalah satu-satunya kandidat yang berasal dari kelas IPS, kelas yang sering dipandang sebelah mata oleh para guru.
“ah, lebay kuadrat si Akhyar! Masa gue jadi kandidat aja ampe heboh segitunya. Si Nugra aja ga sampe mendadak eksis begitu.” Curhat Juan kepada Ardi teman sebangkunya.
“yaiyalah ju lu mendadak eksis. Karena kan Cuma lu satu-satunya kandidat dari kelas IPS?” komentar Ardi. “udahlah, ju. Ga usah minder gitu insya Allah lu bisa jadi ketua OSIS ya seenggaknya jadi ketua MPK lah. Ya biarpun gue tau saingan terberat lu adalah Aldo si pentolan…” lanjut Ardi.
“ya… gue juga ga ngarep-ngarep amat jadi ketua OSIS…” gumam Juan.
******
“Rereee selamaaat!!!” teriak Meta tiba-tiba. Rere pun bingung mengapa Meta berteriak-teriak sembari memanggil namanya?
“selamat apanya? Gue ga ikutan undian kali.” Protes Rere.
“siapa juga sih yang ikutan undian. Maksud gue selamat karena lu jadi kandidat ketua OSIS juga!! Ya… seenggaknya angkatan kita ga bakalan ancur-ancur amat kalo seandainya lu yang jadi ketua OSIS bukan si Aldo…” terang Meta. Rere pun terkejut.
“hah??? Siapa yang nyalonin gua???” tanya Rere terkejut.
“pasti Yoza. Soalnya kan dia tau lu punya otak yang berbakat. Gue Cuma heran aja siapa gitu orang yang tanpa dosa nyalonin si Aldo?!” protes Meta.
“ya… kita liat ajalah nanti, met…” ujar Rere kepada Meta.
******
Aldo kini memulai aksinya, yaitu menyuruh anak-anak untuk memilih dirinya sebagai ketua OSIS!! Hah gila apa nih manusia?! Terobsesi banget deh jadi ketua OSIS?!
“jangan lupa, pilih Aldo!! Oke??!” ucap Wima sembari promosi ditengah lapangan saat pulang sekolah. Udah kaya kampanye pemilihan calon DPR-DPRD aja deh?
“ih lebay deh si Aldo ngarep banget bakalan jadi ketua OSIS?” cibir Novita. Akhyar mengangguk setuju. “pilih JASMINE!!” Novita malah mempromosikan Jasmine teman sebangkunya sebagai ketua OSIS. Akhyar pun tak mau kalah.
“JANGAN LUPA CONTRENG JUANNO SENJA MATAHARI YA SEBAGAI KETUA OSIS!!!” Akhyar mau-tak-mau mempromosikan Juan sebagain ketua OSIS, seenggaknya kalo Juan jadi ketua OSIS guru-guru ga memandang kelas IPS dengan sebelah mata lagi.
“oh my god… para alayers itu mempromosikan jagoan-jagoan mereka sebagai ketua OSIS…” gumam Wima. Lalu kemudian muncul Guntur dan Azka seperti ingin mempromosikan Rere.
“jangan lupa ya de contreng Mischa Sintya Renata sebagai ketua OSIS ya! Jangan salah contreng apalagi kalo nyontrengnya Aldo?! Jangan ya de bahaya!” ujar Guntur kepada segerombolan anak kelas X.
“oh… kak Rere! Oke deh kak!!” ternyata anak kelas X itu lumayan tau tentang Rere. Kemudian, geng centil nan genit pun mulai ikutan mempromosikan Sintya sebagai ketua OSIS. Lah, ga ada yang promosiin Susan sama Nugra?
“setau gua ga ada yang nyalonin Sintya jadi ketua OSIS deh? Kenapa si para jabluk promosiin dia ya?” gumam Novita kepada Akhyar. Akhyar pun hanya mengangguk setuju.
Sementara Rere pun heran dengan tingkah orang-orang diluar sana. “udah kaya kampanye DPR aja deh sampe dipromosiin segala. Mbah sama chubby ngapain lagi promosiin gue? Eh, Meta Tio sama Valco malah ikut-ikutan?!” gerutu Rere kepada Riyan.
“ciye…ciye… calon ketua OSIS nih yee…” eh, Riyan malah menggoda Rere.
“sialan lu bagong!”
“ya kalopun lu yang jadi ketua OSIS malah bagus kali… daripada si Aldo.” Terang Riyan.
“gue malah lebih suka Nugra jadi ketua OSIS atau ga si Juan!” jawab Rere. Kemudian, pak Bimo melewati kantin dan menghampiri Rere dan Riyan.
“eh… pak Bimo assalamualaikum pak…” ucap Rere dan Riyan lalu sungkeman.
“selamat ya Rere kamu dicalonkan jadi ketua OSIS.” Ucap pak Bimo memberi selamat kepada Rere. Iapun tersipu malu.
“ah, pak. Berlebihan… liat apa pak diluar sana lagi pada saling promosiin?”
“tadi bapak ketemu Azka sama Guntur kayaknya mereka pengin banget kamu jadi ketua OSIS.” Cerita pak Bimo. “yah pak. Bukan mereka aja saya juga mau banget kali!” lanjut Riyan. Lalu Novita dan Akhyar pun datang.
“pak, Juan jadi kandidat!!” ujar Akhyar. “Jasmine juga pak sama Ade!” lanjut Novita.
“iya Akhyar, Novita, bapak udah tau itu. Lagian Aldo jadi kandidat juga kan?”
“iya pak. Ih sebel deh ngapain sih orang kaya gitu dicalonin jadi ketua OSIS malah bikin angkatan kita jelek aja kalo dia jadi ketua OSIS!” cerita Akhyar sembari protes. Novita mengangguk setuju.
“si Aldo mungkin nyalonin diri sendiri kali pak…” lanjut Novita.
“hah, inilah kehidupan. Terkadang kehidupan ini memang tak adil…” gumam pak Bimo. Merekapun mengangguk setuju.
******
Akhirnya, tiba juga saatnya. Saat yang paling mendebarkan yaitu pemilihan Ketua OSIS!! Suasana semuanya tegang, terlebih para kandidat.
“ih, kandidatnya alay-alay deh! Ada Nugra, Jasmine, Ade… oh my god si alayers Juan jadi kandidat juga?!?! Masa sih?!” celoteh Joni kepada Wima. Wima pun mengangguk setuju.
“kenapa lo gak suka Juan jadi kandidat?!” protes Akhyar tiba-tiba dari balik pintu. Maklum, Akhyar bukan anak OSIS.
“oke. Sekarang bisa dimulai ya.” Buka Yoza dan Safanah, ketua dan wakil ketua OSIS.
Sedikit demi sedikit akhirnya ketahuan juga. Sungguh ga dipercaya Aldo memenangkan suara terbanyak. Beda tipis sama Juan dan Rere. Susan juga padahal waktu itu ga ada yang promosiin dirinya. Keputusan pun dibuat. Aldo memegang kuasa sebagai ketua OSIS disusul Susan menjadi wakilnya, Rere jadi wakil ketua MPK sementara Juan jadi ketuanya. Sisanya, Jasmine jadi sekretaris OSIS dan Nugra jadi Sekretaris MPK dan Ade jadi bendaharawan OSIS dan MPK.
“nah, keputusan telah diambil. Sekarang saya akan menyerahkan jabatan saya kepada Aldo sebagai ketua OSIS dan Safanah akan menyerahkan jabatannya kepada Susan. Jadi, sekarang Aldo dan Susan yang akan memimpin angkatan kalian. Saya dan Safanah akan konsentrasi penuh terhadap UN. Terimakasih atas perhatiannya keputusan tidak bisa diganggu gugat.” Yoza dan Safanah meninggalkan ruang rapat OSIS tersebut. Semua anak IPA bersorak kegirangan sementara anak IPS dan SBI ternganga karena heran.
“kalo anak IPA yang kaya Rere sama Nugra jadi ketua OSIS sih gak pa-pa. ini, yang jadi ketua OSIS pentolan sekolah!” gerutu Jasmine kepada anak-anak SBI.
“oh my god… apa jadinya ya angkatan kita kalo dipimpin sama orang kaya Aldo?” komen Novita singkat tetapi lumayan pedas bila didengar.
“ah apa-apaan dah nih masa pentolan jadi ketua OSIS?! Kalo ada rapat aja jarang dateng gue ga yakin dia bisa tanggung jawab sama tugasnya itu!” gerutu Guntur kepada anak IPS lainnya. Merekapun mengangguk setuju.
“tapi mau protes sama Yoza juga percuma… Yoza tuh takut sama Aldo!” keluh Akhyar.
“yaelah!! Ngapain sih orang ga bener kaya dia ditakutin!?” protes Azka. Akhyar pun menjitak kepala Azka.
“mbah! Lu tuh oon apa bego sih? Lu ga tau apa Aldo tuh siapa?!” tunding Akhyar.
“iya gue tau… tapi seenggaknya kan keadilan tetap ditegakkan!” jawab Azka meniru perkataan para politisi. Kemudian, Juan menghampiri mereka.
“udahlah, untuk sekarang ini kita terima aja dulu hasil suaranya. Nanti, kalo dia ga bisa tanggung jawab sama tugas-tugasnya baru deh kita bisa protes.” Saran Juan kepada teman-temannya.
“asik dah Juan jadi ketua MPK ahaiii!!!” puji Akhyar.
“ah, lebay dah lu, yar!” jawab Juan sedikit malu. “TRAKTIIIR!!!” teriak anak-anak IPS kepada Juan.
“eh apa-apaan lu!!!” Juan pun langsung pergi meninggalkan ruang rapat.
******
“woi wakil ketua MPK!” panggil Valco kepada Rere. Iapun langsung menoleh.
“apaan lu bilang?”
“wakil ketua MPK? Hehe…”
“ya ampun, gua ga nyangka si Aldo yang jadi ketua OSIS. Siapa sih yang milih dia? Gua sih kalo jujur milih Nugra sama Rere ya. Kan katanya paling ga kita nyontreng dua orang…” cerita Dimas.
“aduh bakalan jadi apaan angkatan kita ini?!” ucap Fadhli kepada Dimas dan Rere.
“aduh, udah deh! Gue ga bisa bayangin bakalan jadi apaan angkatan kita tahun ini!” ujar Tio kepada Valco dan Meta. Mereka mengangguk setuju.
“kalo ketuanya Aldo jangan ngarep angkatan kita bakalan lebih baik dari angkatannya Yoza!”
“tuh anak pasti bukannya rapat OSIS malah tempur!” lanjut Meta.
“angkatan kita kan pengen lebih baik daripada angkatannya si Yoza? Udah tipis deh harapan kita soalnya ketua OSISnya aja Aldo gitu!” lanjut Dimas. “APA KATA DUNIA?” ujar mereka semua kompak.
Sementara Sintya and the genk merasa heboh sendiri begitu Aldo yang jadi ketua OSIS.
“wah… gila ya guys Aldo jadi ketua OSIS! Angkatan kita pasti bakalan jadi angkatan tergaul dan terkeren!” cerita Sella kepada Sintya dan kawan-kawan. Fadhli dan Dimas pun mencibir Sella.
“keren… gaul… makan tuh keren ama gaul!!!” protes Fadhli.
“yang ada angkatan kita tuh bakalan ancur parah secara aldo tuh pentolan sekolah!!!” lanjut Dimas.
“lho, malah bagus dong! Secara, baru kali ini kan terjadi pentolan sekolah jadi ketua OSIS? Jarang lho di sekolah lain kalo pentolan jadi ketua OSIS. Jangankan ketua, anggota aja belum tentu…” ujar Sintya.
“iya sekolah mereka mana mungkin mencalonkan pentolan sebagai ketua OSIS karena mereka semua masih waras!!!” protes Tio dan Valco bersamaan.
“eh, kok lo pada ga suka sih kalo Aldo jadi ketua OSIS? Sirik ya lo?” tanya Mira.
“APPAA??? SIRIIIK???” ujar mereka semua kompak.
“eeh… udahlah, terima aja apa hasilnya. Kalo emang si Aldo yang jadi ketua OSIS pasrah aja deh kita…” Rere melerai pertikaian mereka. “daripada menyesali apa yang terjadi malah nambah masalah aja sama Aldo…” lanjutnya.
******
Seminggu yang lalu, Nanza dan Anggi ga masuk sekolah karena kecelakaan motor. Jadi, mereka tuh belum tau kalo aldo jadi ketua OSIS. Wah, kira-kira bakalan seheboh apa ya mereka berdua kalau tau?
“nan, kayaknya ada yang lain deh dari sekolah kita…” gumam Anggi meyakinkan sahabatnya.
“sama. Gue juga nyium gelagat aneh sama isi sekolah kita ini setelah seminggu kita ga masuk.” Ternyata, Nanza punya pemikiran yang sama dengan Anggi. Kemudian, mereka dikejutkan oleh omelan Novita yang tiba-tiba (menurut mereka).
“gimana sih jadi ketua OSIS ga bejus!! Masa dia belum nyiapin materi-materi buat lomba bulan bahasa yang sebulan lebih seminggu lagi?! Eh malah nyuruh si Juan yang nyiapin materinya! Gini nih kalo pentolan jadi ketua OSIS Cuma numpang eksis doang!!!!”
“nov, emang si Aldo kemaren ga ikut rapat apa?” tanya Jasmine.
“yaiyalah, jas!!!” jawab Novita sambil mengomel.
“emang tuh anak kemana?” tanya anak-anak yang lain.
“TAU! PALINGAN JUGA MALAH IKUTAN TEMPUR!!”
“NOVITAAA!!! SERIUS LO SI ALDO JADI KETUA OSIS!!!!!” tanya Nanza dan Anggi heboh sendiri saat melewati kelas XI-5 SBI, kelas Novita. Mendengar pertanyaan mereka berdua, serentak anak-anak kelas XI-5 SBI itu menyoraki mereka berdua.
“WWWOOOO!!!!”
“eh kok pada nyorakin sih kita emang kaga tau kali!” protes Nanza.
“eh mba kemana aja lo?! Masa lo baru tau kalo si Aldo jadi ketua OSIS?!” jawab Novita.
“iya. Seminggu yang lalu kita kecelakaan motor. Ih sumpah bakalan jadi apaan nih angkatan kita kalo dia yang jadi ketua OSIS?” ujar anggi masih ga percaya.
“OH MY GOOOD!!!”
******
“heh, kemaren kemana lo?!” tanya Rere sinis kepada Aldo. Mendengar pertanyaan itu, ia malah terkekeh.
“hah… tumben lo perhatian sama gue. Biasanya, marah-marah mulu sama gue…”
“dih, pede gila lo!? Siapa juga yang perhatian sama lo?! Kemaren kan harusnya lo ngejalanin tugas lo sebagai ketua OSIS!! Eh ini kemaren lo katanya malah nyuruh Juan yang nyiapin semuanya!! Emang ketua OSISnya siapa?! Lo apa Juan?! Kalo kaya gini gue ga yakin kalo angkatan kita bakalan ngalahin angkatannya Yoza! Secara, ketua OSISnya aja ga bener! Gimana anak buahnya bisa ikutan bener?!” ceplos Rere tanpa pikir panjang.
“I think so!” ujar Dimas dan Fadhli.
“hello Rere!! Lo ga punya hak ya buat ngomong begitu sama Aldo?!” protes Sintya and the genk secara tiba-tiba.
“hah?! Justru itu adalah hak gue kalo ketuanya ga bener!” balas Rere tak kalah ngotot.
“udah, re. nanti lu malah perang dunia sama mereka.” Lerai Meta.
“bodo amat, met!!” Rere tidak mempedulikan omongan Meta.
“sorry ya, re. kemaren gue punya urusan yang lebih penting lagi ketimbang rapat OSIS.” Jawab Aldo santai tanpa dosa. Mendengarnya, Rere semakin marah kepada Aldo.
“urusan penting apa?! Tempur?!” tanya Rere.
“udah, re. nanti dia malah kesenengan lu gituin terus…” lerai Dimas.
Pada saat jam istirahat, Rere menemui Juan di ruang rapat OSIS.
“duh, gimana ya re? gue belum tau nih lomba apa aja yang bakal OSIS suguhin buat anak-anak. Takutnya, kalo gue bilang ini anak-anak malah pada ga suka…” curhat Juan bingung.
“gue juga ga tau, ju… susan juga udah lama ga masuk sekolah.”
“tu anak kemana dah? Paling ga kalo ketuanya ga ada bisa ada dia yang wakilin. Apalagi jabatannya dia tuh, WAKIL KETUA OSIS!” protes Juan. “seenggaknya kan dia ikut rapat juga kalo ketuanya ga bisa!! Masa dia juga ga bisa sih! Dia ikutan tempur juga apa sama Aldo?!”
“ya ga tau juga. Ga mungkin juga kali dia ikutan tempur sama Aldo? Kemarin si Nugra ke kelasnya Susan XI-2 IPA katanya udah seminggu ini Susan sakit…” jelas Rere.
“hah? Sakit? Kok anak OSIS ga ada yang tau dah?” tanya Juan penasaran.
“ga tau dah. Anak XI-2 IPA aja ga semuanya tau. Paling Cuma beberapa aja…”
“berarti ada sesuatu yang ga beres sama tuh anak satu…” pikir Juan. “udah ah. Sekarang ke kantin aja yuk laper gua! Urusan OSIS nanti siang aja lagi.” Lanjutnya.
Dikantin…
“WOY! ADA KABAR BURUK BUAT ANAK IPS!!!!!!” teriak Akhyar tiba-tiba dikantin. Teriakan Akhyar membuat semua anak dikantin menjadi lebih perhatian kepada ucapan Akhyar. Azka yang sedang makan bakso pun protes karena sempet keselek.
“ada apaan lagi sih, yar!?” protes Azka.
“ini ada berita buruk buat kita-kita anak IPS!!!” teriak Akhyar sekali lagi.
“BERITA BURUKNYA APAAN?!?!” todong anak-anak lainnya kali ini.
“sebelumnya gue tanya. Kalian pada kenal ibu Karen ga? Guru matematika sama fisika anak IPA yang katanya gue denger-denger killer gila kaya monster?!” buka Akhyar. Semuanya menggeleng.
“tapi gue percaya yar yang namanya guru anak IPA semuanya pasti killer!” kata Guntur.
“so pasti, gun! Apalagi ibu Karen katanya bakalan gantiin ibu Nifa yang katanya bakalan cuti selama tiga bulan!!!” inilah inti yang akan diberitakan oleh Akhyar.
“HAH????” pekik anak-anak panic.
“trus nasib gue gimana nanti kalo gue tambah bego gimana?!?!” ujar Azka panic setengah mati.
“terus, mulai hari ini pula bu Nifa cuti!! Jadi mulai saat ini kita bakal diajarin sama bu Karen!! Oh my god!!!!” lanjut Akhyar.
Semua anak IPS mendadak terkejut dan panic. Oh my god?
******
“ada apaan, yan? Tumben ke kelas gua?” tanya Rere kepada Riyan yang tumben menghampirinya ke kelas.
“ngga, re. gue Cuma mau nanya aja. Ng… bu Karen segalak apaan ya?” tanya Riyan to the point tanpa basa-basi.
Rere juga kurang menyukai bu Karen karena kegalakannya itu. “busyet, galak deh, yan. Stress dah lu pokoknya kalo diajarin dia!” cerita Rere.
“hah? Segalak itukah, re?” tanya Riyan sedikit tidak percaya.
“yoi! Gue korban langganannya dia, yan! Lu tau gak sih kalo ga ngerjain pr aja susah nyari alesannya! Terus, kalo salah satu aja kaga bakalan mau dinilai harus bener-bener betul semuanya! Kalo ngga ya silakan anda keluar dan tunggu dilapangan sampai pelajaran saya selesai! Itu kata-kata saktinya kalo kita tetep aja salah ngerjain tugas!” lanjut Rere.
“waduh ya ampun bener nih kata si mbah bukannya tambah pinter malah tambah bego… duh gimana ya gue mana nanti pelajaran terakhir matematika lagi…? Gue kan sering tidur di jam terakhir…” gumam Riyan.
“nah, satu lagi yan. Lu jangan coba-coba tidur deh di jam pelajarannya dia!” lanjut Rere.
“apa?! Aduh mana bisa re…” keluh Riyan.
“hah… itu sih derita lo, yan. Hehehe. Gue mah udah berpengalaman ama tuh guru selama hampir sebulan duduk di kelas XI.” Cerita Rere.
“huh, kalo tau gini Ibu Nifa dah yang paling the best! Udah pelajarannya gampang dimengerti terus ga ribet-ribet amat pula…” keluh Riyan sekali lagi.
“haha… jangan kebanyakan ngeluh yan. Bu Karen paling ga suka sama orang yang kebanyakan ngeluh.”
“ih, sok perfect amat tuh guru!?” Riyan menggerutu kesal.
******
“assalamualaikum pak Bimo…” sapa Novita di gerbang. Novita ini emang keliatannya ngefans sama pak Bimo. Sering curhat lagi hahaha…
“wa alaikum salam Novi, gimana OSIS? Lancar ga setelah ganti ketua OSIS?” tanya pak Bimo.
“ah boro-boro, pak! Ketuanya aja tempur mulu kaga pernah ikutan rapat!”
“tempur? Memang siapa yang jadi ketua OSISnya kali ini?” tanya pak Bimo sedikit bingung.
“Aldo pak, pentolan sekolah anak kelas XI-3 IPA! Bapak kan tau dia wataknya kaya gimana! Masa sih rapat masalah bulan bahasa dia malah nyuruh Juan yang ngatur semuanya! Emang ketua OSISnya siapa? Dia apa Juan sih?!” cerita Novita panjang lebar.
“udah ditegur sama Rere masih juga pak kaya gitu! Saya sama yang lainnya jadi ikutan bingung gimana caranya ngadepin dia!” lanjutnya.
“aduh gimana sih? Dia ga bisa menjalankan kewajibannya sebagai ketua OSIS gampang banget menyerahkan tanggung jawabnya kepada oranglain.” Komentar pak Bimo.
“tapi kan yang jadi wakilnya Susan anak IPA juga. Yang bikin saya heran kenapa dia ga ikut rapat juga?! Seenggaknya kan kalo ga ada ketuanya bisa diwakilin sama wakil ketua?! Apalagi jabatan dia tuh sebagai wakil ketua OSIS!” lanjut Novita lagi.
“lho, memangnya anak itu kemana?”
“mana saya tau, pak! Ga ada yang tau?” jawab Novita. “mendingan bapak sekarang ikut saya deh pak ke ruang rapat OSIS disitu pasti ada Rere sama Juan lagi sibuk bikin presentasi buat rapat.” Lanjutnya. Akhirnya, pak Bimo ikut Novita pergi ke ruang rapat OSIS.
Memang benar, disitu sedang ada Rere, Juan, Jasmine serta Nugra sedang sibuk mempersiapkan materi untuk bahan rapat OSIS.
“jas, kemana si Ade?” tanya Novita pada Jasmine.
“dia hari ini izin katanya perutnya mendadak ga beres lagi…” jawab Jasmine.
“anak aneh tuh si Ade.” Komen Juan. Nugra dan Rere hanya geleng-geleng kepala aja.
“re, mana si Aldo? Ga rapat lagi kan tuh anak?” tanya Novita.
“so pasti dia ga ikut kita rapat! Tadi dia malah gabung sama Wima cs. buat nyerang SMA yang ada di pondok labu itu!” jawab Rere.
“tuhkan pak, bapak denger sendiri dari si Rere kalo ketuanya malah ikutan tempur?!” tunding novita kepada pak Bimo. Rere sadar bahwa ternyata ada pak Bimo sehingga dia tidak sadar berbicara seperti itu tentang Aldo.
“eh… ada pak Bimo ya? Maaf ya pak tadi saya ngomongnya ceplas-ceplos kurang sopan tentang Aldo… hehe… maklum pak udah terlanjur kesel sama dia saya…” ucap Rere. Juan beserta yang lainnya hanya mengangguk saja.
“gak pa-pa kok, re. novita juga udah cerita semuanya sama bapak. Ya sudah, sekarang kalian lanjutkan saja kerjaan kalian.” Perintah pak Bimo.
“nug, Susan ga ikut rapat lagi?!” tanya novita. Nugra hanya menggeleng-geleng saja.
“Susan sakit, tadi gua udah ketemu sama anak kelas XI-2 IPA.” Jawab Nugra.
“tuh nov, jangan su’udzon dulu sama si Susan dia tuh ga rapat bukan karena si Aldo ga ada tapi karena lagi sakit.” Tegur Juan.
“ya sori, ju. Namanya juga orang lagi emosi pasti ngomongnya semrawut…” ujar Novita dengan raut muka memelas. Kemudian mereka semua tertawa.
******
“jadi rencananya bulan bahasa mau ngapain nih, re?” tanya Dimas.
“kita sih udah mutusin kalo bulan bahasa tahun ini bakalan dibuat sedikit beda. Konsepnya juga beda dari tahun sebelumnya angkatan Yoza sama Safanah. Konsep kita tahun ini, kita bakalan ngadain lomba bulan bahasa secara outdoor ga indoor kaya dulu. Lombanya juga dibuat bermacam-macam. Sekarang sih udah bisa mulai daftar.” Terang Rere menjelaskan.
“lombanya apa aja nih?” tanya Fadhli.
“nih, ada lomba puisi, lomba pidato, story teeling, macem-macem deh sampe translate lagu bahasa Indonesia ke dalam bahasa lain mau bahasa inggris jerman apa prancis juga boleh.”
Akhirnya banyak juga yang mendaftar lomba kepada Rere. Mudah-mudahan usahanya ini gak sia-sia yah.
******

Tidak ada komentar:

Posting Komentar